Tidak tepat mengaitkan telur asin dengan penyakit jantung dan tekanan
darah tinggi, kecuali jika kita mengonsumsinya terus-menerus dan dalam
jumlah banyak. Karena mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral
lengkap, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi hingga lansia.
Telur merupakan hasil ternak yang mempunyai andil besar dalam mengatasi masalah gizi yang terjadi di masyarakat.
Hal ini dimungkinkan karena telur sarat akan zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan yang sehat. Zat-zat gizi yang ada pada telur sangat
mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Itulah sebabnya telur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak
yang sedang dalam masa tumbuh-kembang, ibu hamil dan menyusui, orang
yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta para lansia
(lanjut usia). Dengan kata lain, telur cocok untuk semua kelompok umur
dari segala lapisan masyarakat.
Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari
unggas yang diternakkan. Jenis yang paling banyak dikonsumsi adalah
telur ayam, itik (bebek), dan puyuh. Telur penyu, kalkun, angsa,
merpati, dan telur unggas peliharaan lainnya belum maksimal
dimanfaatkan karena produksinya sedikit.
Bobot dan ukuran telur itik rata-rata lebih besar dibandingkan dengan
telur ayam. Warna kulit telurnya agak biru muda terutama pada itik Jawa
seperti yang terdapat di Karawang, Tegal, Magelang, dan Mojosari.
Warna kulit itik Bali, Albino putih, dan itik Manila (entog) putih agak
kemerah-merahan.
Karena bau amisnya yang tajam, penggunaan telur itik dalam berbagai
makanan tidak seluas telur ayam. Selain baunya yang lebih amis, telur
itik juga mempunyai pori-pori kulit yang lebih besar, sehingga sangat
baik untuk diolah menjadi telur asin.
Proses Pembuatan
Sejak zaman dulu masyarakat kita telah mengenal pengasinan sebagai
salah satu upaya untuk mengawetkan telur (memperpanjang masa simpan),
membuang rasa amis (terutama telur itik), dan menciptakan rasa yang
khas. Berdasarkan proses pengolahannya, telur asin dapat dibuat dengan
cara merendam dalam larutan garam jenuh atau menggunakan adonannya.
Adonan garam merupakan campuran antara garam, abu gosok, serbuk bata
merah, dan kadang-kadang sedikit kapur.
Pembuatan telur asin dengan cara merendam dalam larutan garam jenuh
sangat mudah dan praktis. Mula-mula telur diamplas untuk membuka
pori-pori kulitnya, sehingga pada saat perendaman akan mudah menyerap
garam.
Larutan garam disiapkan dengan cara mencampur air dan garam dapur
sampai jenuh. Artinya, air tidak mampu lagi melarutkan garam.
Keunggulan pembuatan telur asin dengan cara ini adalah prosesnya lebih
singkat, meski kualitas telur asin yang dihasilkan kurang bagus.
Cara pembuatan dengan menggunakan adonan garam akan menghasilkan telur
asin yang jauh lebih bagus mutunya, warna lebih menarik, serta cita
rasa yang lebih enak, tapi prosesnya lebih rumit. Garam berfungsi
sebagai pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet karena dapat
mengurangi kelarutan oksigen (oksigen diperlukan oleh bakteri),
menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), dan
menyerap air dari dalam telur.
Berkurangnya kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet. Garam
(NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori
kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Garam
NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion
chlor(Cl-). Ion chlor inilah yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan
pengawet, dengan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama
dibungkus dengan adonan, makin banyak garam yang merembes masuk ke
dalamnya, sehingga telur menjadi semakin awet dan asin. Lamanya telur
dibungkus adonan ini harus disesuaikan dengan selera masyarakat yang
akan mengonsumsinya.
Nilai Gizi
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Telur
mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah
dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, serta dapat diolah
menjadi berbagai macam produk makanan.
Dalam telur itik, protein lebih banyak terdapat pada bagian kuning
telur, 17 persen, sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein telur
terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur).
Protein telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan
tubuh untuk hidup sehat.
Pada suatu penelitian dengan menggunakan tikus percobaan, diketahui
bahwa telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization)
100 persen, bandingkan dengan daging ayam (80%) dan susu (75%). Berarti
jumlah dan komposisi asam aminonya sangat lengkap dan berimbang,
sehingga hampir seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan
maupun penggantian sel-sel yang rusak.
Hampir semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat pada bagian
kuningnya, mencapai 35 persen, sedangkan di bagian putihnya tidak ada
sama sekali. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral),
fosfolipida (umumnya berupa lesitin), dan kolesterol.
Fungsi trigliserida dan fosfolipida bagi tubuh adalah sebagai sumber
energi, satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori energi. Lemak dalam
telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga menjadi lebih
mudah dicerna, baik oleh bayi, anak-anak, maupun golongan lanjut usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar